Keluarga Besar Kelas E Angkatan VI di PUSTEKKOM, 15 Desember 2011
(nupus, iyob, dewi, ina, esa, endang, ria, aina, khatib, samsudin, saripudin,
pemandu dari PUSTEKKOM, haryadi, mamad, didin, mamat, hazairin)
(pak deni, pak sabik & bu neneng tidak ada difoto)


Siapakah SULTAN AGENG TIRTAYASA ?

Sabtu, 10 Nopember 2012

Tepat hari ini tanggal 10 Nopember 2012, Bangsa Indonesia memperingati sebagai hari pahlawan.  Sebagai seorang mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, tentu harus tahu "Siapakah Sultan Ageng Tirtayasa tersebut?"

Saya pernah berkunjung ke areal pemakaman keluarga Sultan Ageng Tirtayasa yang letaknya tidak jauh dari pasar tirtayasa di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang.  Memasuki areal pemakaman, suasananya sungguh sejuk sekali.  Pada waktu itu saya tidak banyak bertanya, karena saya hanya mengantarkan teman yang ingin berziarah ke sana sekitar 5 tahun yang lalu.  Saya sebagai mahasiswa UNTIRTA, ruh perjuangan beliau sangat terasa sekali setelah berkunjung/berziarah ke pemakaman keluarga beliau, oleh karena itu nama baik UNTIRTA harus dijaga dengan baik.

Untuk berkunjung kesana, rekan-rekan tinggal naik angkutan umum jurusan serang-pontang-tirtayasa atau serang-pontang-tirtayasa-tanara dari terminal pakupatan, nanti turun di pasar tirtayasa tinggal jalan kaki menuju lokasi.  Kalau naik kendaraan pribadi rutenya terminal pakupatan serang - ciruas - pontang - tirtayasa.  Jalannya sudah mulus serta ongkosnya murah dibawah Rp 10.000,- dan dekat kurang lebih 1 jam.

Dibawah ini saya copy tulisan dari Dr. H. Fatah Sulaiman (Wakil Rektor IV Untirta), untuk mengenal lebih dalam SIAPAKAH SOSOK SULTAN AGENG TIRTAYASA


SPIRIT KARAKTER DAN LEADERSHIP SULTAN AGENG TIRTAYASA
Disarikan dari Berbagai sumber Oleh : Dr. H. Fatah Sulaiman*
Kiprah dua tokoh Banten : Sultan Ageng Tirtayasa dan Syeikh Nawawi Albantani tidak diragukan lagi dalam sejarah perjuangan bangsa ini, khususnya di bumi Banten. Kedua tokoh ini merupakan simbol dari kekuatan umaro jawara Sultan Ageng Tirtayasa dan ilmuan, tokoh pendidik / ulama, Syeikh Nawawi Albantani yang mampu membangun peradaban di bumi Banten. Kolaborasi dua representasi masyarakat Banten ini telah membuktikan bahwa Banten telah menjadi wilayah yang berperadaban di jamannya, baik dari tradisi penyenggaraan good governacemaupun tradisi intelektualnya. Dua tokoh besar yang dilahirkan di bumi Banten ini telah diabadikan namanya menjadi masjid kampus Untirta Syeikh Nawawi AlBantani dan nama kampus kebanggaan masyarakat Banten Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Sultan Ageng Tirtayasa.
Sultan Ageng Tirtayasa (Banten1631 –1683) adalah putra Sultan Abdul Ma'ali Ahmad dan Ratu Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelarPangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atauPangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah.
Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang). Ia dimakamkan di Mesjid Banten
Riwayat Perjuangan
Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1683. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.
Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar. Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat sultan.
Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tack dan de Saint Martin.

Silsilah Sultan Ageng Tirtayasa
.Sultan Ageng Tirtayasa @ Sultan 'Abdul Fathi Abdul Fattah bin
.Sultan Abul Ma'ali bin
.Sultan Abul Mafakhir bin
.Sultan Maulana Muhammad Nashruddin bin
.Sultan Maulana Yusuf bin
.Sultan Maulana Hasanuddin bin
.Sultan Syarif Hidayatullah @ Sunan Gunung Jati Cirebon
MASA KEPEMIMPINAN SULTAN AGENG TIRTAYASA
Sepeninggalnya Sultan Abdul Mufakhir Mahmud Abdul Kadir pada 10 Maret 1651, dan kedudukannya sebagai Sultan Banten digantikan oleh Pangeran Adipati Anom Pangeran Surya, putra Abu al-Ma’ali Ahmad, ketegangan dengan VOC terus berlanjut. Bahkan dapatlah dikatakan bahwa puncak konflik dengan VOC terjadi ketika Kesultanan Banten berada di bawah kekuasaan Pangeran Adipati Anom Pangeran Surya yang memiliki gelarSultan Abu Al Fath Abdul Fattah Muhammad Syifa Zaina Al Arifin atau lebih dikenal dengan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1684).
Firman V dalam tulisannya menggambarkan sosok Sultan Ageng Tirtayasa, sejak muda, ketika masih menjabat Sultan-muda dan sebelumnya, sudah dikenal di kalangan masyarakat sebagai salah seorang putera bangsawan yang menyukai seni buday, memiliki ketaatan kepada ajaran agama. Beliau mampu melakukan permainan semacam wayang wong, dan permainan dedewaan. Demikian pula ia senang akan main sasaptonan yang agaknya pada masa itu merupakan permainan yang amat digemari di kalangan bangsawan dan rakyat. Dari sini kita bisa melihat bagaimana Sultan Ageng Tirtayasa begitu menghargai kebudayaan sebagai bagian tak terpisahkan dalam kesehariannya.
Ketika menjadi raja Banten, Sultan Ageng Tirtayasa dikenal cerdas dan menghargai pendidikan. Perkembangan pendidikan agama Islam maju dengan pesat. Di komplek Masjid Agung dibangun sebuah madrasah yang dimaksudkan untuk mencetak pemimpin rakyat yang saleh dan taat beragama, demikian juga di beberapa daerah lainnya. Untuk mempertinggi ilmu keagamaan dan membina mental rakyat serta prajurit Banten didatangkan guru-guru dari Aceh, Arab dan daerah lainnya. Salah satunya adalah seorang ulama dari Makasar, Syekh Yusuf Taju'l Khalwati, yang kemudian dijadikan Mufti Agung, guru dan mantu Sultan Abulfath (Hamka, 1982:38).
Sultan membina hubungan baik dengan beberapa negara Islam seperti dengan Aceh dan Makasar, demikian juga dengan negara Islam di India, Mongol, Turki dan Mekkah. Sultan menyadari bahwa, untuk menghadapi kompeni yang kuat dan penuh dengan taktik licik tidaklah mungkin dihadapi oleh Banten sendiri. Dalam kegiatan diplomatik, Sultan pernah mengirimkan utusan ke Ingris yang terdiri dari 31 orang dipimpin oleh Naya Wipraya dan Jaya Sedana pada tanggal 10 Nopember 1681. Utusan ini bukan saja sebagai kunjungan persahabatan tetapi juga sebagai upaya mencari bantuan persenjataan (Russel Jones, 1982).
Demikian pesatnya usaha yang dilakukan Sultan 'Abulfath Abdul Fattah dalam membangun kemakmuran Banten, sebagai persiapan mengusir penjajah Belanda, sehingga Gubernur Jendral Ryklop van Goens, pengganti Gubernur Jendral Joan Matsuiyker, menulis dalam suratnya yang ditujukan kepada Pemerintah Kerajaan Belanda tanggal 31 Januari 1679, bahwa "Yang amat perlu untuk pembinaan negeri kita adalah penghancuran dan penghapusan Banten. … Banten harus ditaklukkan, bahkan dihancur leburkan, atau kompeni yang lenyap" (Tjandrasasmita, 1967:35).
Keteladanan Sultan Ageng Tirtayasa
Nilai-nilai yang dimunculkan dari Sultan Ageng Tirtayasa. Sebagai seorang pemimpin, ia adalah pemimpin yang sangat amanah dan memiliki visi ke depan membangun bangsanya. Dilihat dari segi diplomasi, ia selalu menjaga jalinan kerjasama dalam bentuk politik maupun ekonomi yang saling menguntungkan. Munculnya VOC yang ingin memonopoli keadaan tentu membuat Sultan Ageng Tirtayasa gelisah dan melakukan perlawanan. Ia selalu konfrontatif dengan ketidakadilan, ketidakberesan dan selalu konsekuen dengan kebenaran yang dipegangnya. Ia juga kukuh memertahankan martabatnya termasuk ketika ia harus berhadapan dengan Sultan Haji, darah dagingnya sekalipun.
Sejarah keemasan kesultanan Banten, terjadi pada masa Sultan Ageng Tirtayasa sekitar kurun waktu periode 1651-1682 M. Kedaulatan politik dan ekonominya benar-benar membawa kesultanan Banten menjadi kekuatan dunia yang disegani dan berpengaruh di Asia. Sultan Ageng Tirtayasa adalah seorang pemimpin yang sangat visioner, ahli perencanaan wilayah dan tata kelola air, egaliter dan terbuka serta berwawasan internasional.
Dalam buku sejarah Banten yang ditulis oleh Claude Guiilot digambarkan bahwa, Sultan Ageng Tirtayasa adalah sultan Banten yang berinisiatif melakukan transfor-masi budaya dan pembangunan fasilitas fisik yang biasa berbasis kayu dan bambu menjadi berbasis batu beton. Untuk itu, Sultan tidak segan mengangkat seorang arsitek asal Cina bernama Cakradana sebagai pimpinan proyek dalam alih teknologinya. Bahkan untuk pembangunan bendungan untuk teknologi tata kelola air untuk irigasi persawahan mendatangkan seorang konsultan dari Belanda bernama Willem Caeff. Inilah potret seorang teknokrat visioner yang egaliter dan terbuka menerima IPTEK dari manapun datangnya untuk kemaslahatan masyarakat banyak.
Sultan dikenal sebagai ahli strategi perencanaan logistik andal di zamannya. Sultan membangun irigasi multifungsi. Irigasi bukan hanya untuk kepentingan ekonomi pertanian, tapi juga sebagai jalur transportasi dan pertahanan Negara. Sultan mampu menciptakan konsep terpadu dalam menyiapkan infrastuktur, sehingga keterbatasan diubah menjadi keunggulan. Sultan memiliki idealisme untuk melaku-kan perlawanan terhadap ketidakadilan dan kezaliman penjajah Belanda sampai akhir hayatnya.
Sultan Ageng Tirtayasa selain seorang ahli strategi perang, ia pun menaruh perhatian besar terhadap perkembangan pendidikan agama Islam di Banten. Untuk membina mental para prajurit Banten, didatangkan guru-guru agama dari Arab, Aceh, dan daerah lainnya. Salah seorang guru agama tersebut adalah seorang ulama besar dari Makassar yang bernama Syekh Yusuf gelar Tuanta Salamaka atau Syekh Yusuf Taju’l Khalwati, yang kemudian dijadikan mufti agung, sekaligus guru dan menantu Sultan Ageng Tirtayasa.
Selain mengembangkan perdagangan, Sultan Ageng Tirtayasa berupaya juga untuk memperluas wilayah pengaruh dan kekuasaan ke wilayah Priangan, Cirebon, dan sekitar Batavia. Politik ekspansi ini dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa dengan tujuan untuk mencegah perluasan wilayah kekuasaan Mataram dan perluasaan kekuasaan VOC yang dilakukan dengan cara memaksakan monopoli perdagangan di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa meneruskan usaha kakeknya mengirimkan tentara Banten untuk melakukan gangguan-gangguan terhadap Batavia sebagai balasan bagi tindakan VOC yang terus-menerus merongrong kedaulatan Banten. Pada 1655, VOC mengajukan usul agar Sultan Banten segera memperbaharui perjanjian damai yang dibuat tahun 1645. Oleh Sultan Ageng Tirtayasa usul itu ditolak karena selama VOC ingin menang sendiri, pembaharuan itu tidak akan mendatangkan keuntungan bagi Banten.
Usaha Sultan Ageng Tirtayasa baik dalam bidang politik diplomasi maupun di bidang pelayaran dan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain semakin meningkat. Pelabuhan Banten makin ramai dikunjungi para pedagang asing dari Persi (Iran), India, Arab, Cina, Jepang, Pilipina, Malayu, Pegu, dan lainnya. Demikian pula dengan bangsa-bangsa dari Eropa yang bersahabat dengan Inggris, Perancis, Denmark, dan Turki. Sultan Ageng Tirtayasa telah membawa Banten ke puncak kemegahannya. Di samping berhasil memajukan pertanian dengan sistem irigasi ia pun berhasil menyusun kekuatan angkatan perangnya, memperluas hubungan diplomatik, dan meningkatkan volume perniagaan Banten sehingga Banten menempatkan diri secara aktif dalam dunia perdagangan internasional di Asia.
Perlawanan Terhadap Ketidakadilan
Dalam mengembangkan negaranya, Sultan Banten bukan tidak menghadapi kesulitan dan tantangan. Kehidupan perniagaan biasa menimbulkan persaingan di kalangan kelompok-kelompok pedagang yang kadang-kadang merugikan dan menyulitkan Banten. Orang Belanda termasuk pedagang yang sering mendatangkan kesulitan bagi Banten. Armada Belanda yang berpangkalan di Batavia beberapa kali melakukan blokade terhadap pelabuhan Banten untuk memaksakan kehendaknya guna menjalankan monopoli perdagangan, seperti terjadi tahun 1655 dan 1657. Bahkan tahun berikutnya (1658) terjadi bentrokan senjata selama sekitar satu tahun antara pasukan Banten dan VOC di daerah Angke, Tangerang, dan di perairan Banten. Selain itu, hubungan Banten dengan Mataram pun sering diwarnai oleh ketegangan, akibat besarnya keinginan Mataram untuk berkuasa atas seluruh Pulau Jawa dan menjadikan Banten berada di bawah kekuasaannya, tetapi Banten selalu menolaknya. Hal itu terjadi, misalnya pada tahun 1628 dan 1649.47 Keadaan itu semua memaksakan Banten harus meningkatkan kekuatan militernya dan sering mengirimkan kelompok pasukan ke daerah perbatasan dengan Batavia dan Mataram.
Politik Bebas Aktif
Banten menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif. Banten membuka pintu kepada siapa pun yang mau berhubungan baik dan kerja sama dengan Kesultanan Banten. Sebaliknya, siapa pun akan dipandang tidak bersahabat, bila mengganggu kedaulatan Banten. Kesultanan Banten aktif membina hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai pihak di sekitarnya atau di tempat yang jauh sekalipun. Sekitar tahun 1677 Banten mengadakan kerjasama dengan Trunojoyo yang sedang memberontak terhadap Mataram. Dalam pada itu, dengan Makasar, Bangka, Cirebon, dan Indrapura dijalin hubungan baik.
Demikian pula hubungannya dengan Cirebon, sejak awal telah terjadi hubungan erat dengan Cirebon melalui pertalian keluarga (kedua keluarga keraton adalah keturunan Syarif Hidayatullah) dan kerjasama bidang keagamaan, militer, dan diplomatik. Dalam hal ini, Cirebon pernah membantu Banten dengan mengirim pasukan militer dalam upaya menduduki ibukota Kerajaan Sunda. Sebaliknya, Banten membantu Cirebon dalam membebaskan dua orang putera Panembahan Girilaya, yaitu Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya, yang ditahan di ibu kota Mataram dan pasukan Trunojoyo di Kediri tahun 1677. Walaupun begitu, hubungan Banten dengan Cirebon pernah pula diwarnai oleh suasana lain. Jika terjadi konflik antara Banten dengan Mataram, Cirebon selalu bersikap netral, walaupun kadang-kadang Banten mendesak Cirebon agar memihak kepadanya dan kadang-kadang Mataram mendesak Cirebon agar berpihak kepadanya.50 Di samping itu, atas jasa Banten dalam membebaskan dan mengembalikan Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya dari tahanan Mataram dan tentara Trunojoyo serta mengembalikan mereka ke Cirebon, bahkan mengangkatnya menjadi Sultan di Cirebon, sejak 1676 kekuasaan Banten masuk ke dalam keraton Cirebon. Hal ini berlangsung sampai tahun 1681, ketika Cirebon menjalin hubungan dan kerjasama dengan VOC.
Selain membawa Banten ke puncak kejayaannya, era kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa diwarnai pula dengan konflik antara Banten dengan VOC yang semakin memuncak. Pada awalnya, Sultan Ageng Tirtayasa berusaha mengajak Mataram untuk secara bersama-sama menghadapi VOC. Akan tetapi, usaha tersebut gagal dilakukan seiring dengan lemahnya kepemimpinan Sunan Amangkurat II yang telah menandatangani perjanjian dengan VOC yang sangat merugikan Mataram. Dengan adanya perjanjian Sultan Ageng Tirtayasa tidak bisa memutuskan hubungan Mataram dengan VOC sehingga perhatiannya ditujukan terhadap Cirebon. Ia berupaya membangkitkan perlawanan rakyat Cirebon terhadap VOC, meskipun tetap mengalami kegagalan. Dengan demikian, Sultan Ageng Tirtayasa harus berhadapan sendiri dengan VOC.
Bersamaan dengan itu, Banten mengalami perpecahan dari dalam, putra mahkota Sultan Abu Nasr Abdul Kahar yang dikenal dengan Sultan Haji diangkat jadi pembantu ayahnya mengurus urusan dalam negeri. Sedangkan urusan luar negeri dipegang oleh Sultan Ageng Tirtayasa dan dibantu oleh putera lainnya, Pangeran Arya Purbaya. Pemisahan urusan pemerintahan ini tercium oleh wakil Belanda di Banten, W. Caeff yang kemudian mendekati dan menghasut Sultan Haji. Karena termakan hasutan VOC, Sultan Haji menuduh pembagian tugas ini sebagai upaya menyingkirkan dirinya dari tahta kesultanan. Agar tahta kesultanan tidak jatuh ke tangan Pangeran Arya Purbaya, Sultan Haji kemudian bersekongkol dengan VOC untuk merebut tahta kekuasaan Banten. Persekongkolan ini dilakukan oleh Sultan Haji setelah Sultan Ageng Tirtayasa lebih banyak tinggal di keraton Tirtayasa.
VOC, yang sangat ingin menguasai Banten, bersedia membantu Sultan Haji untuk mendapatkan tahta kesultanan. Untuk itu, VOC mengajukan empat syarat yang mesti dipenuhi oleh Sultan Haji. Pertama, Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC. Kedua, VOC akan diizinkan untuk memonopoli perdagangan lada di Banten dan Sultan Banten harus mengusir para pedagang Persia, India, dan Cina dari Banten. Ketiga, apabila ingkar janji, Kesultanan Banten harus membayar 600.000 ringgit kepada VOC. Keempat, pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan harus segera ditarik kembali.
Oleh karena dijanjikan akan segera menduduki tahta Kesultanan Banten, persyaratan tersebut diterima oleh Sultan Haji. Dengan bantuan pasukan VOC, pada tahun 1681 Sultan Haji melakukan kudeta kepada ayahnya dan berhasil menguasai istana Surosowan. Istama Surosowan tidak hanya berfungis sebagai tempat kedudukan Sultan Haji, tetapi juga sebagai simbol telah tertanamnya kekuasaan VOC atas Banten. Melihat situasi politik tersebut, tanggal 27 Pebruari 1682 pasukan Sultan Ageng Tirtayasa Istana Surosowan untuk mengepung Sultan Haji dan VOC yang telah menduduki Istana Surosowan. Serangan itu dapat menguasai kembali Istana Surosowan dan Sultan Haji segera dibawa ke loji VOC serta mendapat perlindungan dari Jacob de Roy.
Mengetahui bahwa Sultan Haji telah berada di bawah perlidungan VOC, pasukan Sultan Ageng Tirtayasa bergerak menuju loji VOC untuk menghancurkannya. Di bawah pimpinan Kapten Sloot dan W. Caeff, pasukan Sultan Haji bersama-sama dengan pasukan VOC mempertahankan loji itu dari kepungan pasukan Sultan Ageng Tirtayasa. Akibat perlawanan yang sangat kuat dari pasukan Sultan Ageng Tirtayasa, bantuan militer yang dikirim dari Batavia tidak dapat mendarat di Banten. Akan tetapi, setelah ada kepastian bahwa VOC akan diberi izin monopoli perdagangan di Banten oleh Sultan Haji, pada 7 April 1682 bantuan dari Batavia itu memasuki Banten di bawah komando Tack dan De Saint Martin. Dengan kekuatan yang besar, pasukan VOC menyerang Keraton Surosowan dan Keraton Tirtayasa serta berhasil membebaskan loji VOC dari kepungan Sultan Ageng Tirtayasa.
Meskipun demikian, Sultan Ageng Tirtayasa terus melakukan perlawanan hebat yang dibantu oleh orang-orang Makassar, Bali, dan Melayu. Markas besar pasukannya ada di Margasama yang diperkuat oleh sekitar 600 sampai 800 orang prajurit di bawah komando Pangeran Suriadiwangsa. Sementara itu, Pangeran Yogya mempertahankan daerah Kenari dengan kekuatan sekitar 400 orang; Kyai Arya Jungpati dengan jumlah pasukan sekitar 120 orang mempertahankan daerah Kartasana. Sekitar 400 orang mempertahankan daerah Serang; 400 sampai 500 orang mempertahankan daerah Jambangan; sebanyak 500 orang berupaya untuk mempertahankan Tirtayasa; dan sekitar 100 orang memperkuat daerah Bojonglopang.
Serangan hebat yang dilakukan oleh pasukan VOC berhasil mendesak barisan Banten sehingga Margasana, Kacirebonan, dan Tangerang dapat dikuasai juga oleh VOC. Sultan Ageng kemudian mengundurkan diri ke Tirtayasa yang dijadikan pusat pertahanannya. Tanara dan Pontang juga diperkuat pertahanannya. Di Kademangan ada pasukan sekitar 1.200 orang di bawah pimpinan Arya Wangsadiraja. Mereka cukup lama dapat bertahan, tetapi pada tanggal 2 Desember 1682 Kademangan akhirnya jatuh juga setelah terjadi pertempuran sengit antara kedua pasukan. Dalam serangkaian pertempuran ini di kedua belah pihak banyak yang gugur. Sebagian pasukan Banten mengungsi ke Ciapus, Pagutan, dan Jasinga. Dengan jatuhnya pertahanan Kademangan, tinggal Tirtayasa yang menjadi bulan-bulanan VOC. Serangan umum dimulai dari daerah pantai menuju Tanara dan Tangkurak. Pada tanggal 28 Desember 1682 pasukan Jonker, Tack, dan Miichielsz menyerang Pontang, Tanara, dan Tirtayasa serta membakarnya. Ledakan-ledakan dan pembakaran menghancurkan keraton Tirtayasa. Akan tetapi Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menyelamatkan diri ke pedalaman. Pangeran Arya Purbaya juga berhasil lolos dengan selamat dengan terlebih dahulu membakar benteng dan keratonnya.
Pihak VOC berusaha beberapa kali untuk mencari Sultan Ageng Tirtayasa dan membujuknya untuk menghentikan perlawanan dan turun ke Banten. Untuk menangkap Sultan Ageng Tirtayasa, VOC memerintahkan Sultan Haji untuk menjemput ayahnya. Ia kemudian mengutus 52 orang keluarganya ke Ketos dan pada malam menjelang tanggal 14 Maret 1683 iring-iringan Sultan Ageng Tirtayasa memasuki Istana Surosowan. Setibanya di Istana Surosowan, Sultan Haji dan VOC segera menangkap Sultan Ageng Tirtayasa dan dipenjarakan di Batavia sampai ia meninggal tahun 1692. Penangkapan itu telah mengakhiri peperangan Banten melawan VOC sehingga berkibarlah kekuasaan VOC di wilayah Banten.
PENUTUP
Karakter Sultan Ageng Tirtayasa dan Syeikh Nawawi al-Bantani mewakili karakter kepemimpinan dan intelektual. Perpaduan karakter yang diperlukan dalam memimpin Universitas sebagai pusat keilmuan dan kepakaran serta pusat kaderisasi kepemiminan nasional. Karakter dimaksud antara lain tercermin dalam sembilan karakter unggul, yaitu; 1. Cerdas, berpikir taktis dan strategis 2. Pantang menyerah, memiliki integritas watak, dan konfrontatif terhadap kezaliman 3. Inovatif dan kreatif 4. Visioner, peduli terhadap pengembangan ilmu dan pendidikan 5. Proaktif, responsif, dan berorientasi pada pelayanan 6. Membuka diri dan mampu membaca tantangan zaman 7. Komunikatif dan mampu bekerjasama 8. Moderat dan menghargai kemajemukan, serta 9. Menjaga nilai budaya lokal.

Berbagi Cerita Persiapan Judul Tesis

Format isian rencana judul dan calon pembimbing saya terima saat awal-awal perkuliahan semester 3 dan harus dikumpulkan saat UTS nanti.  Setelah dijalankan sampai saat ini ada beberapa hal yang ingin saya bagikan kepada rekan-rekan pembaca blog tpmuntirta.

  1. Membuat judul proposal :
    * Usahakan sesuai minat, keinginan dan kemampuan kita, karena setelah dijalani nanti beberapa tantangan akan lebih mudah diatasi seperti tiba-tiba pembimbing meminta kita menjelaskan kenapa memilih judul tersebut?
    * Sering-seringlah ke perpustakaan pasca untuk membaca referensi tesis yang sudah jadi.  Bila perlu kita punya copy-an tesis tersebut agar kita punya gambaran menyeluruh tentang apa yang akan kita buat.  Karena tesis tidak boleh dipinjam, saya suka foto-in memakai HP lembar demi lembar yang menurut saya harus diperdalam dan nanti dirumah saya pindahkan ke laptop untuk dibaca kembali.
    * Buku panduan pembuatan tesis terbaru telah terbit tahun ini (2012), dipanduan tersebut kita dihadapkan banyak pilihan penelitian, detail dan lebih memudahkan untuk berkonsentrasi pada satu penelitian yang sesuai keinginan kita.  Buku panduan terbaru tersebut menurut saya wajib dimiliki (bagi yang mendapatkan buku panduan lama).
    * Miliki hubungan dengan alumni atau kakak tingkat untuk sharing pengalaman dan konsultasi.  Syukur-syukur bisa meminjam tesisnya dan diajari mengenai pengolahan data.
    * Segera putuskan judul apa yang akan diajukan. Berdasarkan diskusi dengan pihak akademik pasca, banyak dari mahasiswa pasca yang sudah di acc pembimbing untuk segera seminar proposal walau baru beberapa hari pengunguman seminar ditempelkan.  Ternyata mereka telah jauh-jauh hari mencicil mengerjakan tesis tersebut dan tentunya sesuai ketentuan. Jika diminta direvisi/diganti, kita bisa anggap sebagai pembelajaran dan merevisi/membuat judul yang kedua sepertinya lebih mudah karena sudah ada pengalaman sebelumnya dibandingkan tidak sama sekali.
  2. Memilih calon pembimbing :
    *  Sesuaikan backgroundnya atau keahliannyanya dengan judul yang akan kita teliti.
    *  Kalau sudah ada yang kenal, itu lebih enak.
  3. Tambahan
    * Tetapi semua keputusan ada dipihak pasca.  Pasca tentu memiliki banyak pertimbangan dan keputusan tersebut adalah keputusan terbaik bagi mahasiswanya.
    * Jangan mudah percaya dengan gosip, ternyata banyak yang tidak benarnya. Kita harus berpikir jangka panjang.
    * Semua staf dan petugas sangat welcome dan membantu.  Tinggal kita sebagai mahasiswa belajar cara menyampaikan keinginan tersebut dengan baik dan mau mengerti karakter mereka.  Alhamdulillah saya pribadi tidak pernah banyak mengalami kesulitan.
    * Jika ada yang kurang berkenan kepada direktur dan jajarannya, dosen atau staf, bisa langsung disampaikan dengan cara yang baik.  InsyaAllah hal-hal tersebut bisa didiskusikan dan dapat dicari jalan penyelesaiannya. 
Mohon maaf kalau menggurui dan ada yang tidak berkenan, beberapa contoh tidak saya tulis.  Hal tersebut menjadi konsumsi saya pribadi.  Terima kasih
Semoga bermanfaat

Info bagi yang akan Seminar/Sidang Proposal Tesis

Jum'at, 09 Nopember 2012

Jum'at pagi, saya berbincang dengan rekan mendiskusikan persiapan seminar proposal yang InsyaAllah akan dilaksanakan Senin 12 Nopember 2012.  Banyak infomasi yang belum diketahui oleh saya.  Pepatah "Malu Bertanya Sesat Dijalan" harus diingat terus.  Disini saya akan sharingkan beberapa informasi yang saya dapat dari mading pasca, mudah-mudahan berguna.

BAGI PESERTA SEMINAR PROPOSAL TESIS & SIDANG TESIS DIHARAPKAN :

  1. Peserta wajib hadir 30 menit sebelum pelaksanaan seminar atau sidang tesis.
  2. Peserta mengumpulkan printout presentasi seminar atau sidang tesis sebelum hari pelaksanaan seminar atau sidang berlangsung.
  3. Pakaian yang digunakan saat seminar & sidang tesis (pria & wanita) = kemeja putih, celana hitam, jaket almamater dan dasi.

E-Journal

Kamis, 8 November 2012

Catatan :
Mohon maaf username dan password saya hapus sesuai keterangan untuk tidak mempublikasikan secara umum dari kampus untirta.
terima kasih

Bagi rekan-rekan yang membutuhkan literatur tambahan dari e-journal buat tesis.  Disini saya akan tuliskan USERNAME dan PASSWORD yang saya dapat dari mading pasca. Mudah-mudahan bisa dibuka
  1. PROQUEST
    www.search.proquest.com
    username       :
    password      :   
  2. CHENGAGE
    www.infotrac.galegroup.com
    username       :
    password      :  
  3. EBSCO
    www.search.ebscohost.com
    username       :
    password      : 
  4. BRITANIA ACADEMIC EDITION
    www.search.eb.com
    username       :
    password      :  
Semoga Bermanfaat


Ingin membuat buat Buku Tamu seperti ini?
Klik di sini

Dowload Tugas Semester 1

Orientasi Baru dalam Pembelajaran
# Resume Buku Landasan Pendidikan (UTS)
BAB 1 s.d 8 (lengkap)

# Resume buku
Kelompok 1 (Revolusi belajar jilid II)
---> Presentasi : Senin, 04 April 2011
---> Powerpoint bab 8 & 9, 10 & 11, 12 & 13, 14 & 15

Kelompok 2 (Revolusi belajar jilid I)
---> Presentasi : Senin, 18 April 2011
---> Powerpoint pendahuluan & bab 1, 2, 3, 4-5, 6-7
---> catatan moderator (tanya jawab) atau klik disini

Kelompok 3 (Quantum Quatient)
--> Presentasi : Senin, 30 Mei 2011
--> word : Resume 1-6
--> powerpoint : bab 1-2, 3, 4, 5-6, SQ
--> catatan moderator : Tanya jawab

Kelompok 4 (Double Your Brain Power)
--> Pesentasi : Senin, 13 Juni 2011
--> Word : Resume komplit
--> Powerpoint : 1, 2, 3

Kelompok 5 (Belajar Cerdas Berbasiskan Otak)
--> Pesentasi : Senin, 13 Juni 2011
--> Word : Resume komplit
--> Powerpoint : 1&2, 3, 4 awal, 4 akhir

Download Materi Semester 2

Konteks Sosial Budaya, Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran
1. Perihal konteks sosial budaya
2. (pendidikan dan pengajaran) dalam perspektif antropologi
3. Konteks Sosbud 4 Psikologi
4. Konteks sosbud 5 sosiologi
5. Konteks sosbud 6 sosiologi(teori humanism
Landasan dan Konsep Teknologi Pembelajaran
1. Teknologi Pendidikan
Pengembangan Kualitas Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

Download Tugas Semester 2

Pengembangan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah kelompok 1. word + ppt + pertanyaan
Makalah kelompok 2. word + ppt + pertanyaan
Makalah kelompok 3. word + ppt + pertanyaan
Makalah kelompok 4. word + ppt
Makalah kelompok 5. word + ppt
Landasan dan Konsep Teknologi Pembelajaran
Makalah kelompok 1. word + ppt + tanyajawab
Makalah kelompok 2. word + ppt + tanyajawab
Makalah kelompok 3. word + ppt
Makalah kelompok 4. word + ppt
Makalah kelompok 5. word + ppt
Makalah kelompok 6(1). word + ppt
Makalah kelompok 7(2) word + ppt1 + ppt2
Makalah kelompok 8(3) word + ppt
Makalah kelompok 9(4) word + ppt
Makalah kelompok 10(5) word + ppt1 + ppt2
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Proposal thesis kelompok 1. word + ppt
Proposal thesis kelompok 2. word + ppt
Proposal thesis kelompok 3. word + ppt

Download Materi Semester 3

Pengembangan Media dan Pengelolaan Sumber Belajar
Silabus
Landasan TP_definisi 2004
Strategi & Media Pembelajaran
Desain Pembelajaran dan Pelatihan
Kontrak Perkuliahan
Prinsip Pembalajaran & Motivasi Belajar
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum

Bank Soal UTS dan UAS

SEMESTER 1 (Feb - Jun 2011)
1. UTS dan UAS Pak Sihabudin (metlit)
2. UTS dan UAS Pak Rusmana (statistik)
dan Jawaban UTS + [Soal tugas dan Jawaban tugas persiapan UAS]
3. UTS dan UAS Pak Bambang (filsafat)
4. UTS dan UAS Pak Nandang (OBP)

SEMESTER 2 (Agst 2011 - Jan 2012)
1. UTS dan UAS Pak Sihabudin (sosbud)
2. UTS dan UAS Pak Romly (Klts TP & TKP)
3. UTS dan UAS Pak Soleh (Konsep TPm)
4. UTS dan UAS Pak Benny (Karya ilmiah)

Semester 3 (Februari - Juni 2012)
1. UTS dan UAS Pak Budi
2. UTS dan UAS Pak Uwes
3. UTS dan UAS Pak Robinson
4. UTS dan UAS Pak Hadi
5. UTS dan UAS Bu Martini