Keluarga Besar Kelas E Angkatan VI di PUSTEKKOM, 15 Desember 2011
(nupus, iyob, dewi, ina, esa, endang, ria, aina, khatib, samsudin, saripudin,
pemandu dari PUSTEKKOM, haryadi, mamad, didin, mamat, hazairin)
(pak deni, pak sabik & bu neneng tidak ada difoto)


Pengukuran

Dr. A. Syihabuddin, M.Si dalam pertemuan ini menyampaikan tentang pengukuran didalam metodologi penelitian.  Lebih dalamnya saya copy paste kan dari slide beliau

PENGUKURAN
PENGANTAR
Penelitian, apapun corak dan sifatnya, selalu memerlukan data.
 Data itu akan digunakan untuk:
        menjawab pertanyaan-pertanyaan riset atau
        menguji hipotesa riset
 Ada kalanya data yang diperlukan itu dapat dikumpulkan dgn memakai prosedur/teknik pengukuran sederhana, karena:
        sifat obyek-obyek yang diamati mudah ditentukan ataupun
        mudah dilihat dengan nyata.
Di pihak lain, ada juga penelitian yang harus memakai prosedur dan tehnik pengumpulan data yang rumit, karena:
        obyek-obyek yang diamati lebih sulit ditentukan dan
        tidak dapat dilihat dgn nyata atau
        Tidak dapat dilihat secara langsung
Agar data yang masuk kategori terakhir ini dapat dikumpulkan dan  memiliki kualitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian,
        maka pegumpulan data tsb., haruslah sesuai dgn kaidah-kaidah  pengukuran yang baik.

DEFINISI PENGUKURAN
Kerlinger mendefinisikan pengukuran sebagai berikut:
“Dalam makna yang seluas-luasnya, pengukuran harus dilakukan sebagai pemberian angka-angka pada obyek-obyek ataupun peristiwa-peristiwa menurut aturan tertentu.

 Berikutnya, Guilford dan Fruchter mendefinisikan pengukuran sebagai:
“Pemberian angka-angka atau nomor-nomor pada obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa, menurut aturan-aturan yang logis.”

Selanjutnya, Gronlund menyatakan bahwa:
“Pengukuran itu terbatas pada deskripsi kuantitatif perilaku . . . .”

 Jika diamati dgn seksama ketiga definisi tsb di atas menunjukkan adanya persamaan maupun perbedaan. Persamaannya terletak pada upaya untuk memberikan deskripsi kuantitatif pada obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang diamati dgn berpedoman pada aturan-aturan yang logis.
 Perbedaan definisi pertama dan kedua ialah pada penekanan:
        Pada definisi pertama, pemberian angka-angka (numerik) pada obyek-obyek atau fenomena-fenomena yang diamati, sedangkan
        Pada definisi kedua, pemberian angka-angka dan nomor-nomor pada obyek-obyek atau fenomena-fenomena yang diamati.
        Dalam hubungan ini, yang perlu kita pertanyakan:
             Berbedakah angka dan nomor?
             Sekalipun Keduanya menggunakan simbol    yang sama.
 Kerlinger berpendapat bahwa kedua hal tsb di atas berbeda.
         Angka memiliki makna kuantitatif, sedangkan
         Nomor tidak memiliki makna kuantitatif.

TINGKAT DAN SKALA PENGUKURAN
        Ada empat tingkat pengukuran (Levels of measurement) yang mengarah kepada empat macam skala pengukuran (scales of measurement).
        Keempat tingkat pengukuran itu ialah:
        Pengukuran dan skala Nominal,
        Pengukuran dan skala Ordinal,
        Pengukuran dan skala Interval &
        Pengukuran dan skala rasio.

Tingkat Pengukuran Nominal
        Mengarah kepada skala pengukuran Nominal.
        Macam pengukuran yang paling dasar dan sangat sederhana.
        Kita buat klasifikasi dan memasukkan obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang diamati kedalam kelas-kelas atau kategori-kategori itu.
        Tingkat pengukuran Nominal ialah hubungan diantara nilai yang diberikan kepada kategori-kategori (atribut-atribut) yang telah kita buat untuk suatu peubah.
        Misalnya partai politik memiliki tiga kategori/atribut, seperti Republik, Demokrat dan Independen.

        Untuk menyingkat, partai itu boleh saja diberi kode nomor, misalnya:
        1 = Republik,
        2 = Demokrat, dan
        3 = Independen.
        Tetapi ingat bahwa nomor-nomor itu hanyalah simbol yang tidak memiliki makna kuantitatif.
        Jadi, perhitungan-perhitungan aritmatika seperti:
        menambah,
        mengurangi,
        membagi dan
        mengalikan.
            tidak mungkin dilakukan pada pengukuran nominal.
        Jika tetap dilakukan, maka hasilnya tidak dapat dipertanggung-jawabkan secara logika.

Tingkat Pengukuran Ordinal
        Tingkatnya lebih tinggi dari pengukuran Nominal.
        Obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang diamati, secara individual atau kelompok, diatur sebagai suatu susunan berjenjang.
        Susunan itu dibuat sesuai dgn derajad atau intensitas karakteristik yang dimiliki suatu peubah, yang dijadikan pokok pengamatan.
        Jenjang yang lebih tinggi menunjukkan pemilikan suatu sifat atau karakteristik yang lebih besar.
        Misalnya a > b, b > c, c > d.
        a juga > c dan d; Demikian juga b > d.
        Jika simbol-simbol alfabet ini diganti dengan nomor-nomor seperti 1, 2, 3, dan 4, maka,
        Nomor-nomor itu hanyalah menunjukkan susunan jenjang belaka (rank order).
        Nomor-nomor itu tidak memiliki dimensi kuantitatif, dan
        Tidak juga memiliki jarak numerik (interval) yang sama.

Tingkat Pengukuran Interval
        Memiliki tingkat pengukuran yang lebih tinggi dari pada tingkat pengukuran Ordinal maupun Nominal.
        Memiliki ciri-ciri pengukuran Ordinal dan Nominal.
        Ciri Ordinal-lah yang lebih menonjol.
        Memiliki ciri jarak numerik yang sama.
        Pada suatu obyek yang diukur, jarak numerik yang sama itu melekat pada sifat atau karakteristik yang diukur.
Tingkat Pengukuran Rasio
        Tingkat pengukuran tertinggi yang ada.
        Memiliki seluruh ciri ketiga tingkat pengukuran terdahulu.
        Jarak numerik yang sama (Interval)
        Susunan berjenjang (Ordinal)
        Kategori (Nominal)

RUJUKAN
  • Kerlinger, Fred N. Foundation of Behavioral Science. 2nd ed., New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc., 1973.
  • Campbell, Donald T. and Stanley, Julian C. Experimental  and Quasi-Experimental Designs for Research. Chicago: Rand McNally College Publishing Co., 1966.
  • Trochim, William M. K. “Levels of Measurement.” Tersedia pada htpp://127.0.0.1:4664/cache?event_id=7174&schema_id=8&q=meassurement&s=KTkigoYHkTqrYuCOw08aGF6qmbY. Diakses pada 3/9/2006. Internet.
  • Van Dahlen, Deobold. Understanding Educational Research. New York: McGraw-Hill Book Co., 1973.

Comments


Ingin membuat buat Buku Tamu seperti ini?
Klik di sini

Dowload Tugas Semester 1

Orientasi Baru dalam Pembelajaran
# Resume Buku Landasan Pendidikan (UTS)
BAB 1 s.d 8 (lengkap)

# Resume buku
Kelompok 1 (Revolusi belajar jilid II)
---> Presentasi : Senin, 04 April 2011
---> Powerpoint bab 8 & 9, 10 & 11, 12 & 13, 14 & 15

Kelompok 2 (Revolusi belajar jilid I)
---> Presentasi : Senin, 18 April 2011
---> Powerpoint pendahuluan & bab 1, 2, 3, 4-5, 6-7
---> catatan moderator (tanya jawab) atau klik disini

Kelompok 3 (Quantum Quatient)
--> Presentasi : Senin, 30 Mei 2011
--> word : Resume 1-6
--> powerpoint : bab 1-2, 3, 4, 5-6, SQ
--> catatan moderator : Tanya jawab

Kelompok 4 (Double Your Brain Power)
--> Pesentasi : Senin, 13 Juni 2011
--> Word : Resume komplit
--> Powerpoint : 1, 2, 3

Kelompok 5 (Belajar Cerdas Berbasiskan Otak)
--> Pesentasi : Senin, 13 Juni 2011
--> Word : Resume komplit
--> Powerpoint : 1&2, 3, 4 awal, 4 akhir

Download Materi Semester 2

Konteks Sosial Budaya, Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran
1. Perihal konteks sosial budaya
2. (pendidikan dan pengajaran) dalam perspektif antropologi
3. Konteks Sosbud 4 Psikologi
4. Konteks sosbud 5 sosiologi
5. Konteks sosbud 6 sosiologi(teori humanism
Landasan dan Konsep Teknologi Pembelajaran
1. Teknologi Pendidikan
Pengembangan Kualitas Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

Download Tugas Semester 2

Pengembangan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah kelompok 1. word + ppt + pertanyaan
Makalah kelompok 2. word + ppt + pertanyaan
Makalah kelompok 3. word + ppt + pertanyaan
Makalah kelompok 4. word + ppt
Makalah kelompok 5. word + ppt
Landasan dan Konsep Teknologi Pembelajaran
Makalah kelompok 1. word + ppt + tanyajawab
Makalah kelompok 2. word + ppt + tanyajawab
Makalah kelompok 3. word + ppt
Makalah kelompok 4. word + ppt
Makalah kelompok 5. word + ppt
Makalah kelompok 6(1). word + ppt
Makalah kelompok 7(2) word + ppt1 + ppt2
Makalah kelompok 8(3) word + ppt
Makalah kelompok 9(4) word + ppt
Makalah kelompok 10(5) word + ppt1 + ppt2
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Proposal thesis kelompok 1. word + ppt
Proposal thesis kelompok 2. word + ppt
Proposal thesis kelompok 3. word + ppt

Download Materi Semester 3

Pengembangan Media dan Pengelolaan Sumber Belajar
Silabus
Landasan TP_definisi 2004
Strategi & Media Pembelajaran
Desain Pembelajaran dan Pelatihan
Kontrak Perkuliahan
Prinsip Pembalajaran & Motivasi Belajar
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum

Bank Soal UTS dan UAS

SEMESTER 1 (Feb - Jun 2011)
1. UTS dan UAS Pak Sihabudin (metlit)
2. UTS dan UAS Pak Rusmana (statistik)
dan Jawaban UTS + [Soal tugas dan Jawaban tugas persiapan UAS]
3. UTS dan UAS Pak Bambang (filsafat)
4. UTS dan UAS Pak Nandang (OBP)

SEMESTER 2 (Agst 2011 - Jan 2012)
1. UTS dan UAS Pak Sihabudin (sosbud)
2. UTS dan UAS Pak Romly (Klts TP & TKP)
3. UTS dan UAS Pak Soleh (Konsep TPm)
4. UTS dan UAS Pak Benny (Karya ilmiah)

Semester 3 (Februari - Juni 2012)
1. UTS dan UAS Pak Budi
2. UTS dan UAS Pak Uwes
3. UTS dan UAS Pak Robinson
4. UTS dan UAS Pak Hadi
5. UTS dan UAS Bu Martini