PRESENTASI
KELOMPOK 4
RISET DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
AHMAD
HARYADHI 2321110011
AKHMAD
KHATIB 2321110017
MOH.
SABIK ARIFIN 2321110096
SARIPUDIN 2321110141
Mata Kuliah
Landasan
dan Konsep Teknologi Pembelajaran/Teknologi Pendidikan
(Prof. Dr.H. Sholeh Hidayat, M.Pd.)
PROGRAM PASCA SARJANA TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA
SERANG – BANTEN
BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi
pembelajaran dibangun berdasarkan prinsip-prinsip yang ditarik dari teori
belajar dan hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran. Belajar adalah proses
yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup
sehingga banyak teori yag berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses belajar
terjadi. Berbagai teori belajar dan pembelajaran penting dimengerti dan
diaplikasikan oleh guru, perancang pembelajaran dan pengembang program
pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan konteks yang
dihadapi.
Bidang kajian belajar
dan mengajar ini awalnya dengan mensintesiskan berbagai teori dan konsep dari
berbagai disiplin ilmu lain ke dalam usaha terpadu atau dengan pendekatan
isomeristik yaitu menggabungkan berbagai pemikiran dan disiplin keilmuan yang
berkaitan dalam satu kesatuan yang lebih bermakna (Miarso, 2004: 62, 199).
Menurut Seels & Richey (1994) beberapa disiplin ilmu yang menjadi akar
intelektual teknologi pembelajaran adalah psikologi, rekayasa (engineering),
komunikasi, ilmu computer, bisnis dan pendidikan (Miarso,2004: 200).
1.
Dukungan teknologi dan
infrastruktur
2.
Penguasaan dan pengetahuan dan
keterampilan pengembangan konten
3.
Dukungan dan kebijakan dari
pemerintah
4.
Kesiapan masyarakat pengguna
atau user
BAB II
RISET DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Dimensi praktik teknologi
pembelajaran sejalan dengan perkembangan teknologi. Pada tahun 30-an ketika
komputer elektronik pertama berhasil diciptakan, teknologi pembelajaran
berkembang pesat sejalan dengan teknologi tersebut. Fenomena yang juga banyak
disebut sebagai revolusi digital inilah yang mampu meyakinkan banyak orang
bahwa peradaban umat manusia akan segera memasuki sebuah era baru yang
diintrodusir sebagai informasi.
Menurut Seels dan Richey
(1994), seiring dengan perkembangan pesat teknologi pembelajaran tersebut,
berkembang pula tempat kerja para teknolog pembelajaran. Hal ini juga mempunyai
dampak terhadap keyakinan, nilai-nilai dan prioritas dalam bidang teknologi
pembelajaran. Teknologi pembelajaran telah berkembang dari sekedar keterampilan
menjadi profesi dan kemudian menjadi bidang kajian.
Riset dan pengembangan
Teknologi pembelajaran dibangun berdasarkan prinsip yang diambil dari berbagai
teori dengan cara :
1.
Merumuskan tujuan pendidikan dengan
teliti dan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati, sehingga dapat
diukur keberhasilan tujuan pendidikan
2.
Meneliti pengetahuan
keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki anak didik yaitu entry behavior,
sebagai dasar pelajaran baru shg diketahui kemajuan yg dicapai berkat proses
mengajar-belajar
3.
Menganalisis bahan pelajaran
yang akan disajikan dalam bagian yang dapat dipelajari dengan mudah
4.
Berdasarkan analisis bahan
pelajaran menentukan :
a.
Urutan mempelajari bahan itu
agar tercapai hasil belajar yang optimal
b.
Strategi yang paling tepat
untuk menyampaikan atau menyajikan bahan itu
5.
Mengujicoba program itu untuk
menentukan kelemahannya
6.
Mengadakan perubahan, perbaikan
atau revisi untuk meningkatkan mutu program itu
1.
Edward
L. Thorndike (1874-1949) menghasilkan sejumlah “Hukum
Belajar”. Diantaranya Law of Effect. Menurut Hukum itu belajar akan lebih
berhasil jika respon murid terhadap suatu stimulus segera disertai dengan rasa
senang atau rasa puas disebut reiforcement. Reiforcement memperkuat hubungan
stimulus dengan respon.
2.
Sidney
L. Pressey menghasilkan program pendidikan yang terdiri
dari serentetan tugas yang disebutnya software dan disamping itu ia juga
menghasilkan teaching machine sebagai hardware, dengan menggunakan test
objektif dengan lembar jawaban yang dapat diperiksa sendiri secara otomatis
3.
Ivan
Pavlon (1849-1936) menghasilkan percobaan dengan anjing untuk
mempelajari proses belajar secara ilmiah dengan memberikan stimulus. Misalnya
anjing diberikan makanan sebagai stimulus pertama lalu anjing mengeluarkan air
liur karena ingin makan. Stimulus kedua anjing diberikan makan sekaligus
diberikan tanda lonceng, lalu diamati perilakunya.
4.
B.F.
Skinner menghasilkan teori conditioning dengan
menerapkan stimulus. Kemudian Skinner menghasilkan teori yang terkenal dengan
sebutan Linear programming (programmed learning).
5.
Norman
C. Crowder mengadakan variasi dalam pelajaran programa
untuk memperhatikan perbedaan individual dengan mengembangkan branching
program(program bercabang), ia mengembangkan teori lebih besar dan lebih luas
daripada linear programming
6.
Gordon
Pask menggunakan komputer dalam mempelajari
berprograma. Komputer lebih mampu untuk menyesuaikan program dengan kecepatan
pelajar, baik yang cepat maupun yang lambat.
7.
Herbert
Spencer (1860), yang dapat merumuskan tujuan pendidikan
dengan membuat kurikulum yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Herbert
Spencer merumuskan 5 tujuan pendidikan, (1) Kegiatan demi kelangsungan hidup,
(2) Usaha mencari nafkah, (3) Pendidikan anak, (4) Pemeliharaan hubungan dengan
masyarakat dan negara, dan (5) Penggunaan waktu senggang
8.
Franklin
Bobbit, dalam bukunya How to Make a Curiculum (1942).
Franklin Bobbit merumuskan tujuan pendidikan 10 kelompok kegiatan utama yang
banyak kesamaannya dengan Herbert Spencer. Tujuan pendidikan lebih terarah
setelah munculnya kurikulum, yang didasarkan pada penelitian. Gerakan Franklin
Bobbit ini disebut sebagai Gerakan Ilmiah, dalam pembinaan kurikulum dan metode
Franklin Bobbit ini disebut metode yang sistematis untuk merumuskan tujuan
pendidikan dan dirumuskan dalam tujuan-tujuan yang lebih terinci.
9.
Ralph
Tyler (1951) dalam bukunya Basic Principles of Curriculum
and Instruction. Buah pikiran Ralph Tyler ini belum sempat berkembang seperti
yang dibuat oleh Herbert Spencer.
10. Benjamin S. Bloom, cs (1956) yang
terkenal dengan sebutan Taxonomy Bloom. Bloom cs menerbitkan dua buku pertama
yakni The Taxonomy of Educational Objective, Cognitive Domain (1956) dan The
Taxonomy of Educational Objective : Affective Domain (1967) Namun untuk Psikomotorik belum juga
diterbitkan oleh Bloom cs. Oleh Bloom
cs seorang guru harus atau diwajibkan untuk membuat Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Bloom cs menerapkan prinsip teknologi pendidikan
Yang
terkenal dari Bloom Cs, adalah analisis dalam bidang kognitif. Mereka membuat
6(enam) kelompok, yaitu :
a.
Knowledge (pengetahuan)
b.
Comprehension (pemahaman)
c.
Application (penerapan)
d.
Analysis (analisis)
e.
Synthesis (sintesis)
f.
Evaluation (penilaian)
Manfaat
Taxonomy Bloom
a.
Memperlihatkan luas dan macam
tujuan pendidikan yakni yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor
b.
Mewujudkan tingkatan dalam
tujuan tiap katagori atau pengajaran
c.
Memberi pedoman untuk
mengklasifikasi pertanyaan atau soal-soal test, sehingga meliputi seluruh
bidang dari yang rendah sampai yang tinggi
11. Florence B. Stratemeyer, H.L.
Forkner, dan Mckim.
Mckim
dalam bukunya Developing a Curriculum for Modern Living (1964) mengadakan
analisis yang cermat mengenai tujuan pendidikan sampai pada tujuan-tujuan
khusus berupa pengetahuan sikap, cara kerja, dan lain-lain, yang diperlukan
manusia dalam menghadapi persistent life problem.
12. John Dewey, dikembangkan oleh
Jerome Bruner
John
Dewey mengembangkan metode penemuan. Metode penemuan untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih permanen, karena dicari sendiri oleh muridnya. Metode ini
sering tidak semudah yang disangka dan banyak mengandung hal-hal yang belum
jelas. Misalnya dalam metode ini perlu kita lihat adanya dua aspek yakni
“belajar dengan menemukan” dan belajar untuk menemukan”
B. Pengembangan teknologi
pembelajaran di Indonesia
Pengembangan teknologi pendidikan di Indonesia
antara lain Sistem pembelajaran yang inovatif, sistem pendidikan nasional.
Sistem itu antara lain adalah Sekolah Dasar PAMONG (Pendidikan Anak oleh
Masyarakat, Orang tua, dan Guru) Sekolah Dasar Kecil, SMP Terbuka, serta sistem
pembelajaran jarak jauh yang sekarang ini telah dilaksanakan/direncanakan oleh
berbagai lembaga pendidikan dan latihan seperti di Lembaga Pendidikan Perbankan
(LPPI), PT Telkom, Departemen Kesehatan, Departemen Penerangan, Departemen
Pekerjaan Umum, dan sebagainya. Berbagai komponen teknologi pendidikan seperti
media, teknik pembelajaran, pengembangan pembelajaran, dan sebagainya telah
pula dilakukan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan, seperti misalnya di
Pusdiklat TNI-AD dan AU, Balai Latihan Kerja Departemen Tenaga Kerja, Pusdiklat
Garuda, Pusdiklat Bulog, dan sejumlah pusdiklat lain. Di kalangan perguruan
tinggi teknologi pendidikan telah dan sedang dimanfaatkan di IPB, UNDIP, UGM,
UNS, UNAIR, ITS, UNHAS, UNLAM, UNPATI, UNTAD, UNHALU, UNSRAT, UNCEN, UNY dan
perguruan tinggi lainnya. Tak terhitung lagi pemanfaatannya di sekolah dasar
dan menengah serta satuan pendidikan lain. Yang terakhir ini berkembang dengan
adanya siaran televisi pendidikan.
C. Peranan Guru dalam pengembangan
teknologi pembelajaran
Dalam proses mengajar-belajar peranan guru tentu sangat
penting, karena segala tindakannya akan diwarnai oleh perilaku guru tersebut. Apakah
guru tersebut menunjukkan dedikasi tinggi dalam melakukan profesinya dan
senantiasa bersifat kritis terhadap dirinya untuk meningkatkan mutunya sebagai
pendidik. Apakah guru tersebut
terbuka bagi ide-ide baru dan bersedia mengadakan percobaan. Apakah guru
tersebut suka akan anak-anak dan pemuda dan berusaha mendekatkan diri kepada
mereka untuk memahami muridnya. Apakah guru tersebut menerima pribadi anak
menurut keadaan masing-masing dan senantiasa memberikan semangat belajar atau
memupuk rasa percaya akan diri sendiri. Banyak
lagi hal-hal yang turut membantu menentukan mutu dan suasana belajar yang
dipengaruhi oleh pribadi guru
Demikian pula halnya dengan kemampuan guru untuk menggunakan
berbagai metode pengajaran yang serasi menurut bahan yang diberikan. Apakah metode pemberitahuan atau metode
penemuan yang digunakan, hal ini banyak tergantung pada guru. Guru yang
demokratis banyak menggunakan metode penemuan untuk mendidik anak berpikir
sendiri atas tanggung jawab sendiri. Guru yang demokratis lebih mengutamakan
proses belajar seperti cara-cara merumuskan tujuan, mencari bahan untuk
memecahkan masalah. Penguasaan proses belajar merupakan alat yang paling vital
bagi anak untuk melanjutkan pelajarannya pada lembaga pendidikan yang lebih
tinggi, bahkan sepanjang hidupnya. Sebaliknya guru yang otoriter akan cebderung
mengutamakan metode kuliah yang memaksa anak sebagian besar dari waktunya hanya
mendengarkan saja. Guru yang otoriter lebih mengutamakan produk atau hasil
belajar daripada proses belajar. Keadaan
lingkungan memaksa guru untuk lebih banyak mengutamakan metode kuliah, misalnya
bila bahan pelajaran yang harus diselesaikan menurut kurikulum sangat banyak
dan bila dari semua murid dituntut pengetahuan atau produk belajar yang sama
yang dinilai pada ujian yang sama pula, membuat murid kesulitan terhadap nilai
Teknologi pendidikan menginginkan agar proses belajar itu
dapat dikontrol atau dikendalikan antara lain, berusaha untuk menguraikan bahan
pelajaran dalam urutan tertentu, sehingga pelajaran dilakukan secara sistematis
langkah demi langkah sampai tercapainya tujuan pelajaran. Menurut penelitian ahli teknologi pendidikan
tidak hanya satu jenis belajar tetapi ada bermacam-macam jenis. Tiap jenis
belajar menginginkan cara belajar dan metode belajar yang khas dan serasi. Tidak ada satu metode belajar yang
serasi bagi semua jenis belajar
Teknologi pendidikan berusaha untuk menemukan jenis-jensi
belajar, agar dapat ditentukan metode mengajar mana yang paling serasi untuk
tiap jenis belajar berdasarkan penelitian. Yang
lebih baik dalam proses mengajar-belajar adalah menghilangkan sifat atau
perilaku guru, agar murid lebih banyak menggunakan pola pikirnya bukan karena
terpaksa oleh karena banyaknya bahan yang akan diajarkan berdasarkan kurikulum
yang ada dan Mutu pendidikan dapat
ditingkatkan melalui melalui sifat kritis terhadap apa yang guru berikan atau
yang guru lihat disekitarnya
BAB III
P E N U T U P
Teknologi pendidikan berusaha
untuk menemukan jenis-jensi belajar, agar dapat ditentukan metode mengajar mana
yang paling serasi untuk tiap jenis belajar berdasarkan penelitian.
Riset dan pengembangan
Teknologi pembelajaran dibangun berdasarkan prinsip yang diambil dari berbagai
teori dengan cara :
1.
Merumuskan tujuan pendidikan dengan
teliti dan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati, sehingga dapat
diukur keberhasilan tujuan pendidikan
2.
Meneliti pengetahuan
keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki anak didik yaitu entry behavior,
sebagai dasar pelajaran baru shg diketahui kemajuan yg dicapai berkat proses
mengajar-belajar
3.
Menganalisis bahan pelajaran
yang akan disajikan dalam bagian yang dapat dipelajari dengan mudah
4.
Berdasarkan analisis bahan
pelajaran menentukan urutan mempelajari bahan itu agar tercapai hasil belajar
yang optimal danStrategi yang paling tepat untuk menyampaikan atau menyajikan
bahan itu
5.
Mengujicoba program itu untuk
menentukan kelemahannya
6.
Mengadakan perubahan, perbaikan
atau revisi untuk meningkatkan mutu program itu
Riset dan pengembangan teknologi pembelajaran merupakan
upaya memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran. Dalam aplikasinya mensyaratkan
hal hal sebagai berikut :
1.
Dukungan teknologi dan
infrastruktur
2.
Penguasaan dan pengetahuan dan
keterampilan pengembangan konten
3.
Dukungan dan kebijakan dari
pemerintah
4.
Kesiapan masyarakat pengguna
atau user
Hasil Diskusi
1.
Mamad :
Bagaimana guru dapat melaksanakan riset dan pengembangan di sekolah.
Jawab
Dengan
melaksanakan kegiatan yang sering kita laksanakan di sekolah, misalkan dengan
membuat alat atau bahan untuk mempermudah siswa kita dalam memahami pelajaran
yang kita sampaikan. misalkan penemuan teknik jarimatika.
2.
Nadrotunnupus : Banyak riset yang dikembangkan oleh anak
didik kita tetapi kurang mendapat perhatian dari pemerintah. bagaimanakah kita
harus bersikap.
3.
Neneng Awaliah :
Riset tidak hanya tergantung dari guru tetapi dari kepala sekolah yang
didelegasikan ke wakasek kurikulum.
Peranan
pemerintah harus lebih berperan.
4.
Samsudin :
berkaitan dengan output maka keterlibatan guru yang berperan dalam pengembangan
pendidikan. strategi pengembangan bagaimana supaya dapat ditanamkan pada
peserta didik.
5.
Mamad rahmad :
Dalam pengembagan pendidikan di indonesia
tidak dihargai. substansi pengembangan oleh guru pada bantuan diknas tidak
tampak. harus bagaimana?
Jawab :
Jawaban pertanyaan 2, 4
dan 5 dapat dijawab dari pendahuluan
Riset
dan pengembangan teknologi pembelajaran merupakan upaya memecahkan masalah
pendidikan dan pembelajaran. Dalam aplikasinya mensyaratkan hal hal sebagai
berikut :
1.
Dukungan teknologi dan
infrastruktur
2.
Penguasaan dan pengetahuan dan
keterampilan pengembangan konten
3.
Dukungan dan kebijakan dari
pemerintah
4.
Kesiapan masyarakat pengguna
atau user