model pengembangan
manusia dari sisi sosiologi
Pemikiran dan Konsep
Orville G. Brim, dan Stanton Wheeler.Socialization after Childhood: Two
Essays.
PENGANTAR
}
Manusia sebagai makhluk sosial, Ia
tidak pernah bisa hidup seorang diri.
}
Ia perlu berinteraksi dengan
orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
}
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna memiliki bentuk fisik
dan anggota-anggota badan yang semuanya diarahkan kepada pencapaian kebutuhan
untuk dapat hidup dan bertahan hidup.
Sosialisasi
}
Dalam perkembangan hidupnya
manusia di dalam masyarakat menduduki status, fungsi, peranan, dan tanggung
jawab.
}
Agar manusia dalam perkembangannya
bisa survival (hidup dan berkembang) maka manusia harus dapat
bersosialisasi dengan masyarakatnya.
}
Sosialisasi adalah proses yang
dilakukan manusia untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan watak
(kepribadian).
}
Sosialisasi sebagai proses
pendidikan bagi anggota “baru” agar cepat dapat menyesuaikan diri dengan
kelompok dan dapat berperilaku yang dapat diterima oleh kelompok lain.
Pengembangan ”Self-Other System”
}
Sosialisasi pada masa kanak-kanak
tidak cukup bekal untuk menjalani kehidupan yang lebih kompleks.
}
Oleh karena itu diperlukan
resosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Setelah hidup bermasyarakat maka
frekuensi bertemu (kontak) dengan orang lain akan lebih tinggi, hubungan antar
individu akan lebih komplek,
}
Oleh karena itu perlu pengembangan
sistem diri dan orang lain yang ada dalam suatu sistem sosial.
Kepribadian
}
Setelah terjun dalam kehidupan
bermasyarakat, seseorang dituntut dapat memiliki suatu kepribadian yang
sebagian besar diasah melalui interaksi sosial dengan masyarakat yang ada di
lingkungan tempat hidupnya.
}
Kepribadian adalah suatu perangkat
yang dipelajari dari orang lain karena adanya interaksi sosial. Sepanjang proses sosialisasi ini manusia
terus belajar.
yaitu: “I-Them”; “They-Me”;
dan “I-Me”.
}
I-Them (Saya dan Mereka)
Pada masa kanak-kanak “Saya”
memiliki kehidupan yang berbeda dengan “Mereka”. Apa yang saya lakukan tidak
ada hubungannya dengan apa yang mereka lakukan.
Pada masa remaja, saya mulai menyadari diluar diri saya ada mereka. Saya adalah bagian dari mereka. Saya memiliki
fungsi dan peran yang berhubungan dengan fungsi dan peran mereka. Disini ada
proses belajar, ada pencarian siapa sebenarnya saya.
Pada masa dewasa saya telah menemukan siapa sebenarnya saya. Saya adalah
saya, yang berbeda dengan mereka, saya memiliki jati diri (identitas). Jati
diri ini yang akan membawa saya pada kehidupan yang lebih baik, hidup lebih
layak dan bahagia.
Ada 3 hal yang
perlu diperhatikan sebelum seseorang merasakan perannya
secara lebih
baik, yaitu:
- Ia harus tahu apa yang diharapkan orang dari dirinya
- Ia harus dapat menemukan dan melaksanakan peran yang diperlukan
- Ia harus berkeinginan untuk membiasakan perilaku yang sesuai dengan apa yang diharapkan
Ada enam
hal perubahan dari isi sosialisasi:
- Motivasi dan nilai terhadap perilaku
- Tambahan materi baru terhadap nilai-nilai dari materi yang lama
- Idealisme dan realisme.
Idealisme adalah sebuah pandangan
metafisis yakni ajaran tentang realitas. Sebagai manusia dewasa ada tuntutan
untuk lebih realistis dan mengesampingkan idealisme masa kanak-kanak.
- Pemecahan konflik. Pada tipe ini perubahan di fokuskan dengan mengajarkan individu untuk menengahi tuntutan konflik, misalnya konflik dalam berbagai peran. Alasan mengapa konflik harus di pelajari, yaitu:
a. untuk membiasakan pada suatu
realitas sosial bahwa konflik terjadi di sekitar merek.
b. menyiapkan pada kompleksitas dari
peran yang akan di lakukan pada potensi konflik yang lebih besar
- Peningkatan dalam ketegasan
Perubahan dimensi dari keadaan umum menjadi lebih spesifik. Contoh: penekanan
pada perbedaan jenis kelamin
- Perubahan komponen ”aku”.
}
Perbaikan Individu
Melalui proses sosialisasi, seseorang:
(1) dapat mengetahui hal-hal yang diharapkan darinya (perilaku ataupun
nilai),
(2) mampu memenuhi tugas tersebut dan
(3) berkeinginan untuk mempraktekkannya. Dengan demikian tujuan sosialisasi
adalah agar individu yang bersangkutan memperoleh pengetahuan, kemampuan dan
motivasi.
asumsi dasar
}
Brim berasumsi bahwa manusia dalam
perjalanan hidupnya harus berinteraksi dengan masyarakat. Sehingga manusia sebagai mahluk sosial akan selalu
mengalami proses sosialisasi selama kehidupannya.
}
Dengan proses sosialisasi dalam masyarakat seseorang dapat menjadi warga
yang memiliki kemampuan (ability).
}
Namun, proses sosialisasi tidak selamanya berjalan
mulus karena dalam prosesnya sering terjadi lompatan-lompatan, penyimpangan
yang rumit karena terjadi perubahan tempat, situasi, teknologi dan lain
sebagainya
program belajar
}
Untuk mengembangkan program belajar pada masyarakat, maka diperlukan proses
sosialisasi yang harus dilakukan oleh masyarakat dan didukung oleh pemerintah.
}
Proses sosialisasi ini penting karena proses sosialisasi pada masa
anak-anak yang di dapat dikeluarga tidak cukup dan tidak memadai untuk
dijadikan bekal hidup kehidupan selanjutnya.
} Proses sosialisasi pada masa remaja dan dewasa lebih diarahkan pada
keadaan yang realistis yakni melihat manusia apa adanya.