Materi kuliah sesi 10 : Prof. Dr. H. Sihabudin, M.Si
Garis besar
pandangan Carl Rogers tentang Humanisme sbb:
1)
Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat
pribadi dia - sang Aku, Ku, atau
diriku (the I, me, or myself) - menjadi, pusat:
q Perilaku manusia
berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi manusia tentang identitas dirinya
yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan
fenomenal (phenomenal field).
2)
Manusia berperilaku untuk; mempertahankan, meningkatkan,
dan mengaktualisasikan diri.
3)
individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi
dirinya dan darinya, ia bereaksi pada “realitas” seperti yang dipersepsikan
olehnya dan dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya.
4)
Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh
pertahanan diri - berupa penyempitan dan pengkakuan (rigidification) persepsi
dan perilaku penyesuaian serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti
rasionalisasi.
5)
Kecenderungan bathiniah manusia ialah menuju kesehatan
dan keutuhan diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan
konstruktif, serta rnemilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri.
Aplikasi Teori
Humanism Dalam Pendidikan Orang Dewasa
q Setiap orang dewasa
mengidentifikasikan dirinya dari pengalaman hidupnya.
q Pada situasi dimana
pengalamannya tersebut tidak digunakan atau tidak mendapat penghargaan, mereka
merasa akan diabaikan.
Karakteristik atau ciri
orang dewasa sebagai peserta belajar, mempunyai kondisi sebagai berikut:
1)
Biasanya
mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda;
2)
Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada
digurui
3)
Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang
menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
4)
Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman
atau disalahkan
5)
Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah,
mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
6)
Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap
pemahamannya
7)
Orang dewasa
secara sengaja mengulang hal yang sama
8)
Orang dewasa
suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
9)
Orang dewasa
sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia
lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
10)
Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
11)
Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat
akrab dan menjalin hubungan dekat dengan teman baru
} Orang dewasa
mengikuti proses belajar didasari oleh kebutuhannya. Kebutuhannya
menyebabkan orang dewasa mempunyai orientasi tertentu dalam menentukan
proses belajarnya dan orientasinya tersebut memotivasi orang dewasa dalam proses belajarnya.
Kebutuhan OD yang dirasakan tersebut dapat berupa:
q Peningkatan
atau perbaikan kualitas hidup
q Keingintahuan
terhadap suatu hal yang menarik perhatiannya atau berkaitan dengan bakat yang
dimilikinya.
q Peningkatan
pengetahuan dan keterampilan terhadap suatu subbject matter yang akan digunakan untuk meningkatkan
kompetensinya.
q Kebutuhan akan
gelar atau prestise.
q Orang dewasa adalah
pribadi bebas yang mengetahui standar dan harapannya sendiri. Artinya orang dewasa tidak tergantung pada
standar dari orang lain diluar dirinya.
Aplikasi humanisme dalam
pendidikan orang dewasa, adalah dengan memperhatikan lima hipotesis kerja Carl
R. Rogers, sebagai berikut;
q Pertama, ‘Kita tidak dapat mengajar orang lain secara langsung,
kita hanya dapat membantunya belajar’. Hipotesis ini diambil dari personality
Rogers yang menyatakan setiap individu selalu dan cenderung berubah sesuai
dengan pengalaman yang dimiliki.
q Hipotesis kedua adalah ‘Individu merasa senang belajar bila mereka
dilibatkan dalam proses belajar karena biasanya dia belajar untuk memenuhi
kebutuhannya. Ini penting untuk menentukan tema dengan memperhatikan kebutuhan
bahwa pembelajaran yang dilakukan perlu berkaitan dengan setiap kebutuhan individu.
q Hipotesis ketiga dan keempat digabungkan, ‘Pengalaman yang “kurang
menyenangkan”, jika menyentuh hati (bathin), biasanya mengakibatkan perubahan
dalam organisasi diri.
v Simbolisasi diri
(pemaknaan) terhadap suatu gejala dan struktur organisasi diri menjadi kaku
(rigid). Perlu memperhatikan hal-hal yang dianggap sensitive bila ini dlakukan
proses belajar akan menjadi baik.
q Hipotesis Rogers
yang terakhir adalah ‘Situasi
pendidikan yang paling baik (membuat peserta didik berkesan) dengan menciptakan
suasana yang jauh dari rasa takut pada diri peserta didik, sedapat mungkin
insruktur / guru / penyuluh membuat berkesan mengetengahkan keberkesanan
Intinya suasana pedidikan dibuat menyenangkan.
Pendidik menurut
Rogers:
q Pada hakikatnya
seorang pendidik adalah seorang fasilitator.
q Fasilitator baik dalam aspek kognitif,
afektif, psikomotorik, maupun konatif.
q Seorang pendidik
hendaknya mampu membangun suasana belajar yang kondusif untuk belajar-mandiri
(self-directed learning).
q Ia juga hendaknya
mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri.
Kesimpulan
q Rogers menegaskan
bahwa sebenarnya kita tidak dapat mengajarkan apapun,
q Pendidik hanya
dapat membantu peserta didik untuk menemukan dirinya dan mengaktualisasikan
dirinya.
q Setiap pribadi
manusia memiliki “self-hidden potential excellece” (mutiara talenta yang
tersembunyi di dalam diri),
q Tugas pendidikan
yang sejati adalah membantu peserta didik untuk menemukan dan mengembangkannya
seoptimal mungkin.
Ciri utama pendidik
yang berpusat pada siswa adalah:
q Bahwa pendidik
menghormati, menghargai dan menerima siswa sebagaimana adanya.
q Komunikasi dan
relasi yang efektif sangat diperlukan dalam model pendidikan yang berpusat pada
siswa,
q Dengan komunikasi
yang efektif, peserta didik akan dapat mengeksplorasi dirinya, mengembangkan
dirinya dan kemudian mem- “fungsi”-kan dirinya di dalam masyarakat secara
optimal.
Terimakasih atas
perhatiannya