- Hubungan sosial itu akan terpenuhi /terjadi melalui pertukaran benda ( kebutuhan makan, minum, pakaian dengan barter – ekonomi pasar,...dilakukan oleh manusia semata-mata untuk memenuhi berbagai kebutuhan) Pendidikan.
- Pertukaran kebutuhan itu menjadi jembatan yang menghubungkan manusia yang satu dengan lainnya, maka tanpa Interaksi Sosial manusia akan terisolasi ( terkucil )
- Gambaran Al-Quran tentang aneka ragam, bangsa, bahasa, dan warna kulit di kalangan manusia serupa dengan gambarannya tentang aneka ragam wajah yang terdapat di alam
- Semuanya merupakan manifestasi kemahakuasaan Tuhan.
- Dalam pandangan Al-Quran, manusia adalah suci dan patut dihormati, dan kewajiban kita pada setiap kesempatan, ialah berbuat baik pada sesama
- Allah berfirman, “Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya.
- Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
- Bertolak dari prinsip dasar tentang kesatuan umat manusia ini, Al-Quran selanjutnya mempertimbangkan perbedaan lokasi geografis: karena manusia hidup berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, masing-masing dengan tempat tinggalnya sendiri-sendiri, wajib bagi mereka semua berusaha belajar untuk saling mengenal dan bekerja sama dalam takwa kepada Allah.
- Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi maha pengampun.” (QS, 35:27-28).
Kalau kita cermati ayat-ayat Allah tersebut:
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada semua umat manusia untuk saling “mengenal”. dalam arti tidak perlu ada prasangka sosial, prasangka antaretnik, prasangka antarkelompok, intinya bahwa kita harus saling mengasihi.
Fenomena sosial saat ini:
- pergerakan masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain begitu leluasa, tingkat mobilitas manusia saat ini sedang pada puncaknya.
- dengan adanya inovasi teknologi dalam dua dekade terakhir ini, tulis Gergen (1991:61). “kehidupan kontemporer merupakan lautan hubungan sosial yang melingkar lingkar”.
- di lautan itu kita harus melakukan hubungan antarbudaya yang semakin banyak dan tak pernah putus.
- Beberapa fakta masyarakat kontemporer saat ini antara lain Mobilitas, Pola Imigrasi, Saling ketergantungan Ekonomi, Teknologi Komunikasi, dan Stabilitas Politik.
- Mobilitas masyarakat di seluruh dunia sedang mencapai puncaknya. Perjalanan dari satu negara ke negara lain dan dari satu benua ke benua lain banyak dilakukan. Termasuk juga perjalanan domestik banyak dilakukan orang.
- Saat ini orang seringkali mengunjungi budaya-budaya lain untuk mengenal daerah baru dan orang-orang yang berbeda serta untuk menggali peluang-peluang bisnis. Hubungan antarpribadi kita semakin menjadi hubungan antarbudaya.
- Selain itu pola Imigrasi pada setiap tempat itu hadir dengan segala konsekuensinya. Dihampir setiap kota besar di dunia kita dapat menjumpai orang-orang dari bangsa lain. Termasuk di Jakarta, Serang dll. Kita bergaul, bekerja, atau bersekolah dengan orang-orang yang sangat berbeda dari kita. Pengalaman sehari-hari kita telah menjadi semakin antarbudaya.
- Masa kini, kebanyakan negara secara ekonomi bergantung pada negara lain. beberapa waktu yang lalu, belum lama berselang sebagai contoh kehidupan ekonomi Amerika bergantung pada Eropa (Barat) yang kulturnya banyak mirip dengan kultur Amerika. Tetapi sekarang banyak kegiatan perdagangan dilakukan oleh orang Amerika khususnya dibidang peralatan teknologi berorientasi ke Asia Timur - Jepang, Korea, Taiwan, dan Indonesia yang kulturnya sangat berbeda.
- Meningkat pesat teknologi komunikasi telah membawa kultur luar yang adakalanya asing masuk ke rumah kita. Film-film import yang ditayangkan di televisi telah membuat kita mengenal adat kebiasaan dan riwayat bangsa-bangsa lain. Berita-berita dari luar negeri merupakan hal yang lumrah. Setiap malam kita menyaksikan apa yang terjadi di negeri yang jauh malalui televisi. dan kita dapat, melalui telepon, berhubungan langsung ke setiap pelosok dunia. Teknologi telah membuat Interaksi antarbudaya mudah, praktis, dan tak terhindarkan
- Sekarang ini stabilitas politik kita sangat tergantug pada stabilitas politik kultur atau negara lain. kekacauan politik di belahan dunia lain, misalnya Vietnan, Timor Leste, Timur Tengah, mempengaruhi keamanan kita. Interaksi dan saling pengertian antarbudaya saat ini terasa penting ketimbang sebelumnya.
- Orang mulai menyadari bahwa tidak ada manfaatnya mengatakan pada orang lain, “perahumu itu sedang tenggelam”, karena kita semua berada dalam satu perahu yang sama. Kita harus berbicara satu sama lain. Bila dulu jembatan itu dipandang perlu, sekarang jembatan itu esensial.
- Boleh jadi tidak cukup esensial untuk menghilangkan kecurigaan dan rasa takut yang menghalangi interaksi bebas dan tak terbatas, tetapi cukup esensial untuk mengarahkan perhatian kita pada jembatan diantara kita.
- Budaya menjelmakan diri dalam kerangka interaksi, Interaksi ini dapat disebut sebagai pengejawantahan wacana sosial (said of social discourse).
- Inilah yang memberi ukuran dan bentuk dialog budaya kita, baik dengan sesama anggota pendukung budaya kita sendiri maupun dengan pendukung budaya-budaya yang lain.
- Artinya dalam berbagai aspek kehidupan sosial manusia termasuk kegiatan proses penyebaran inovasi, pembelajaran dan pendidikan harus memperhatikan konteks sosial budaya saat ini.
Materi asli dalam bentuk powerpoint bisa klik disini